Monday, July 5, 2010

Hakikat Tauhid

ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAH.............

ISTI'AZATI BILLAH, WABTIDAIE BISMILLAH, WA KULLULHAMDI LILLAH, WASSOLATU WASSALAMU 'ALA RASULILLAH, WA 'ALA ALIHI WA ASHABIHI WA MAN WALAH.............

SUBHANAKALA ‘ILMALANA ILLA MA ‘ALLAMTANA, INNAKA ANTAL’ALIMUL HAKIM, RODHITU BILLAHI RABBAN WABIL ISLAMI DINAN WA BIMUHAMMADIN NABIYAN WA RASULA.............

AMMA BA'DU,

Sesungguhnya Allah adalah nama zat Tuhan swt yang diperkenalkan sendiri olehNya. Selain sebagai nama bagi zat Tuhan swt, Allah adalah juga tempat terkumpulnya atau terhimpunnya seluruh sifat yang dikandung zatNya sehingga Allah sebagai sebutan yang utama untuk Tuhan, sudah meliputi Tuhan secara keseluruhan yang terdiri dari zat dan sifatNya.

Hubungan antara zat dan sifat pada hakikatnya adalah hubungan sebab akibat, yang saling terkait dan saling menerangkan antara keduanya. Keberadaan sifat disebabkan karena adanya zat dan keberadaan zat hanya boleh dinyatakan dengan adanya sifat, sehingga melalui hubungan tersebut Tuhan telah membukakan satu ruang yang boleh dimasuki oleh akal manusia untuk mengetahui hakikat zatNya dengan benar.

Sebelum melanjutkan kepada kajian tentang pemahaman sifat Allah, yang pertama yang harus diyakini tentang kajian sifat Allah itu adalah bahawa sifat yang dimiliki Allah adalah sifat yang maha sempurna yang tidak dimiliki oleh selain Allah.

Karena apabila terjadi persamaan antara sifat yang dimiliki oleh Allah dengan sifat yang dimiliki oleh selain Allah, maka sifat tersebut bukan lagi menjadi sifat Allah, karena Allah tidak boleh dipersamakan dengan apapun sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Quran “Dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia” (Al Ikhlash : 4).

Setelah prinsip dasar tersebut difahami dan diyakini secara sungguh-sungguh dengan hati yang sabar dan ikhlas, baru boleh dilanjutkan dengan kajian tentang sifat-sifat Allah.

Bila tidak, kajian tentang sifat-sifat Allah itu akan melahirkan pemahaman yang sesat seperti fahaman yang berkeyakinan bahwa semuanya di alam ini adalah perwujudan dari zat Tuhan, atau faham yang menyakini bahwa makhluk setelah melewati tahap-tahap pemahaman tertentu boleh melakukan penyatuan dengan Tuhan dan beberapa fahaman lain yang dikategorikan sebagai fahaman yang menyimpang seperti fahaman Mu’tazilah dan lain-lain.

Sekarang kita lanjutkan;

Imam Abu Hasan ‘Ali al Asy’ary dan Imam Abu Mansur al Muturidi sebagai pelopor berdirinya faham Ahlul Sunnah Wal Jamaah telah menerangkan sebagai sebuah syariat bahwa sifat Allah itu dikelompokkan menjadi 41 sifat dan dikelompokkan lagi menjadi 4 kelompok besar iaitu :

1. Sifat Nafsiah

Sifat nafsiyah adalah sifat yang melekat pada Zat Allah. Sifat nafsiyah ini mengakibatkan lahirnya sifat-sifat yang lain. Sifat nafsiyah itu adalah Wujud yang bererti ada. Jika sifat Wujud ini tidak ada pada Zat Allah, maka sifat-sifat yang lain pun menjadi tidak ada, sehingga mustahil Allah itu tidak ada, karena adanya Allah dengan sifat Wujud ini. Jika sifat Wujud ini tidak ada, maka Allah pun menjadi tidak ada.

2. Sifat Salbiyah

Sifat salbiyah dikatakan sebagai sifat yang membezakan Allah dengan selain Allah, tetapi bagi huraian pemahaman yang lebih jitu menyatakan bahawa sifat salbiyah adalah sifat yang menerangkan sifat nafsiyah karena apabila dinyatakan sebagai sifat yang membezakan antara Allah dengan selain Allah, tentunya sifat-sifat Allah yang lain selain sifat salbiyah boleh dipersamakan dengan sifat selain Allah sedangkan zat, sifat dan perbuatan Allah tidak boleh disetarakan dengan sesuatu apapun juga.

Sifat-sifat salbiyah itu adalah Qidam yang bererti dahulu dan tiada permulaan, Baqa bererti kekal dan tiada kesudahan atau abadi, sehingga melahirkan sifat Mukhalafatuhu lil hawadith yang bererti tidak sama dengan segala sesuatu. Allah itu bersifat Qiyamuhu binafsihi yang bererti berdiri sendiri secara mutlak. Allah tidak memerlukan apapun atau siapapun untuk mengurus urusannya dan juga tidak mahu urusannya dicampuri, Selanjutnya dinyatakan bahawa Allah itu bersifat Wahdaniyah yang bererti Maha Esa atau Maha Tunggal, tidak berbilang dengan pengertian bahwa :

1. Allah itu Maha Esa ZatNya yang bererti Zat Allah itu tidak sama dengan apapun juga

2. Allah itu Maha Esa SifatNya yang bererti Allah itu bersifat dengan segala sifat kesempurnaan yang tidak sama atau dipersamakan dengan sifat selain Allah

3. Allah itu Maha Esa PerbuatanNya yang bererti seluruh perbuatan Allah tidak boleh ditiru atau dicontohi oleh siapapun, hanya Allah yang berkuasa untuk melakukan sesuatu

Sifat yang tergabung dalam kelompok sifat nafsiyah dan sifat salbiyah ini merupakan dasar utama dari pemahaman tauhid. Apabila sifat-sifat nafsiyah dan salbiyah ini difahami secara salah, maka faham tersebut telah terjerumus kepada pemahaman tauhid yang sesat sebagaimana beberapa fahaman yang telah disampaikan tadi.

Sudah banyak orang-orang alim yang tersesat dalam memahami sifat-sifat Allah ini, sehingga sangat disarankan untuk jangan memaksakan logic dan pemikiran di dalam melakukan kajian tentang tauhid. Apabila pada saat itu logik dan pemikiran belum boleh menumbuhkan pemahaman yang benar tentang kajian yang sedang dihuraikan. Tinggalkan dahulu untuk sementara. tetapi jangan berhenti, Ketahuilah bahawa sesungguhnya hukum mempelajari dan memahami tauhid secara benar adalah wajib atau fardhu ‘ain (wajib bagi setiap diri) kerana hanya dengan pemahaman dan keyakinan yang benar, seluruh amal dan ibadah yang dilakukan akan diterima Allah swt. Selain daripada itu ditolak apabila ibadah tersebut tidak menjadi tambahan dosa.

Andai memungkinkan, belajarlah melalui seorang guru atau mursyid yang benar-benar telah memahami tentang hakikat tauhid yang benar. Jangan sesekali belajar pada mursyid (guru hidup) yang masih atau sedang mencari-cari hakikat tauhid yang sesungguhnya, karena itu sama ertinya dengan membukakan ruang yang lebar bagi iblis untuk menyesatkan.

Untuk lebih jelas, silalah membaca pengertian ilmu tauhid pada posting sebelum ini. Mungkin untuk sementara, posting ini dihadkan setakat ini sahaja dahulu, kerana pada kajian selanjutnya akan dibahaskan kajian tentang dua kelompok sifat Allah yang selanjutnya, yang merupakan perincian atau pemahaman lanjutan tentang Hakikat Zat pada Sifat Allah melalui sifat Ma’ani dan Ma’nawiyah. Wallahu a’lam…

No comments:

Post a Comment